Ada apa dengan tahun baru ?

on Monday, December 31, 2007


Salam hangat,
Seperti tidak terasa, kemarin 31 Desember 2006, sekarang Desember 2007,siap-siap memasuki 2008. Tentunya dalam rentang 1 tahun ini banyak kegiatan berlangsung, momen suka dan duka bergantian mewarnai kehidupan kita. Banyak sekali agenda dan rencana dari masing-masing orang menyongsong malam tahun baru ini, yang katanya harus dihiasi dengan acara meriah,mewah dan wah...au ahhhh !!!. Padahal dibalik itu semua, waktu ini berjalan mundur mendekati nilai yang ditentukan oleh Allah SWT. Disadari atau tidak, usia kita sebenarnya berkurang dari jatah yang sudah ditentukan.

Pertanyaan yang muncul adalah, selama satu tahun terakhir ini, lebih banyak taat kepada Allah atau maksiat kepada Allah ? Idealnya kita bermuhasabah dengan jujur,dengan benar kita lihat dan ukur pencapaian kita, apakah menunjukkan kenaikan atau malah penurunan. Dari kondisi ini pula sebaiknya kita berevaluasi diri, bukan malah makin lepas kendali, tak sadarkan diri, jadi lupa pada ilahi.

Selain itu, mari kita tengok dan luangkan waktu untuk berpikir akan kondisi saudara kita, saudara se-akidah,saudara se-tanah air apalagi jika saudara dan kerabat dekat kita,dilingkungan kita masih banyak yang lebih memerlukan bantuan nyata kita. Bukan tidak boleh hura-hura, tapi baiknya adalah melihat juga mereka yang wajib dibantu,memerlukan uluran tangan dan kerja kita. Sudahkan kita tahu dan menyadarinya kawan ???

Ternyata, tahun baru bukan hanya harus dirayakan dengan petasan, kembang api atau nonton konser para artis, tapi ada hal yang esensial yang harus kita kejar, yaitu apa hakikat menyongsong tahun baru ini ? apa iktiar kita jika ingin berkah di tahun baru nanti ? dan apa do'a kita supaya dosa-dosa yang sudah terampuni ?. Kedengarannya mungkin kuno, kaku bahkan seperti nga perlu, tapi sesungguhnya kalau kita mau bertafakur, itu lebih bermakna daripada makan bareng mertua, atau nonton konser keajaiban cinta.

Sekarang, mari kita tentukan langkah kita, desain ulang flowchart kerja kita,studi kita atau bahkan gerak langkah dakwah kita, agar tertata lebih baru, lebih bermutu. Tahun baru boleh kita sambut, tapi dengan do'a harapan dan mohon ampunan, do'a agar segala keberkahan dapat lahir dibumi pertiwi ini, bukan malah bencana atau maksiat merajalela.

Seperti angin berhembus, meninggalkan butiran pasir di pantai, itulah kesan setahun kebelakang, dan seperti memanndang lautan lepas, itulah jalan terbentang di tahun yang akan datang. Semoga kita sadar, kita sedang dalam satu pelabuhan menuju pelabuhan berikutnya, mari memohon pertolongan Allah agar tahun yang akan datang jadi teman perjuangan untuk menegakkan kebaikan.

Hiasi tahun baru dengan semangat baru, ide baru dan segar, wajah ceria,fit dan bugar. Bukan harus baju baru, bukan pacar baru atau istri/suami baru...tapi niat memperbaiki hidup untuk mencapai ma'ruf itulah salah satu esensi menyongsong tahun baru,,bukan tahun bau.

Semoga refleksi akhir tahun dan awal tahun jadi media belajar kita untuk bertafakur akan segala kebesaran Allah, bukan malah menjadi insan yang lupa diri apalagi lupa hakikat kehidupan ini.

0 komentar:

Post a Comment