Kenapa Saya Harus Segera Nikah

on Saturday, May 10, 2008

Salam hangat,

Cinta dan menikah memang bahasan yang sangat menarik. Jangankan anak muda, yang tuapun masih berminat mengulangi masa-masa indah saat mengucapkan akad. Acara seminar dan sejenisnya pasti dipadati pengunjung jika temanya tentang nikah dan seputarnya.

Itulah yang terjadi ditataran teori, hampir semua orang tertarik dengan masalah cinta dan nikah. Siapa yang tidak mau nikah? Hampir tidak ada yang tidak ingin menikah.

Belum siap menikah? Inilah salah satu alasan mayoritas pemuda menunda dan menunda lagi pernikahannya. Ada seribu satu alasan yang biasanya dikemukakan oleh banyak pelajang. Tapi satu hal yang mungkin sulit diungkap; takut. Hampir tidak ada yang memberi alasan menunda nikah karena takut.

Tidak pas rasanya kalau hanya sekedar menyalahkan orang-orang yang takut menikah, kita berbaik sangka saja mungkin mereka punya setumpuk alasan pendukung. Tapi ada satu pertanyaan, mengapa harus takut menikah? Bukankah menikah itu ada keutamaannya? Bukankah nikah itu ibadah yang begitu agung?

Secara fitrah manusia punya keterarikan dan cinta dengan lawan jenis. Lelaki tertarik pada wanita dan wanita suka pada lelaki adalah hal wajar dan sah-sah saja. Allah ta’ala berfirman, ”dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan pada syahwat(apa-apa yang diingini) yaitu: wanita-wanita dan anak-anak...”(Ali Imran:14).

Karenanya dalam agama kita tidak disyariatkan prilaku membujang atau yang biasa disebut dengan istilah rahbaniyah; yaitu mengkonsentrasikan diri beribadah dengan meninggalkan keduniaan termasuk tidak menikah. Justru dalam Islam ditegaskan bahwa menikah bisa menjadi sesuatu yang bernilai ibadah.

Itulah sebabnya Allah memberikan dorongan kepada para manusia untuk menikah. Begitu pula Rasulullah selalu memotivasi ummatnya untuk segera menikah jika sudah memiliki kesanggupan. Allah ta’ala berfirman, ”...maka nikahilah wanita-wanita yang kamu senangi; dua, tiga, atau empat. Jika kamu takut tidak sanggup berlaku adil, maka (nikahilah) satu saja...” (an-Nisa: 3).

Satu hal yang harus kita yakini adalah jika Allah memerintahkan sesuatu pasti mengandung kebaikan dan manfaat. Para ulama kita sering menyampaikan dalam berbagai kesempatan termasuk dalam tulisan-tulisan mereka tentang alasan kenapa menikah sebagai sebuah keutamaan di antaranya:

Pertama, Mengikuti perintah Allah dan RasulNya.
Dengan menikah, berarti seorang muslim telah melaksanakan perintah Allah sekaligus meniti sunnah RasulNya. Ayat di atas begitu jelas menunjukkan perintah Allah kepada hambaNya untuk menikah. Rasulullah pun disamping menikah beliau pun menyemagati ummatnya untuk nikah. Sabdanya, ”wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian memiliki kesanggupan untuk menikah, maka segeralah menikah..”(HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan demikian akankah kita menjadi pemuda yang sudi menjawab ajakan Allah dan RasulNya? Bahkan andai pun kita sudah tidak mudah lagi, kita tetap harus menyambut seruan Allah dan RasulNya di atas

Kedua, Menjaga Insting Seks
Ini alasan menikah yang sangat mendasar, yang pasti dorongan yang satu ini terasa paling dominan dibanding dorongan yang lain. Sudah dari sananya manusia tertarik dengan lawan jenisnya dan ketertarikan ini salah satunya adalah dorongan untuk menyalurkan kebutuhan seks. Allah ta’ala berfirman, ”Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-NYa ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”(Ar-Ruum: 21)

Ketiga, Menyempurnakan Separuh Agama.
Dengan menikah sesorang telah menyempurnakan separuh agamanya. Untuk itu menikah perlu dilakukan dengan benar dan hati-hati. Pilihan istri shalihah adalah tuntutan sehingga sabada Rasulullah bisa lebih terealisasi guna menyempurnakan yag separuhnya lagi. Beliau bersabda, ” jika seorang hamba menikah sesungguhnya ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karena itu bertakwalah pada Allah untuk menyempurnakan sebagian yang lain” (HR. Al-Baihaqi).

Keempat, Menjaga Kesehatan.
Dalam sebuah penelitian ilmiah ditemukan manfaat pernikahan bagi kesehatan. Data yang diambil sejak tahun 1958 hingga tahun berikutnya menunjukkan bahwa orang menikah hidup lebih lama ketimbang yang tidak menikah atau berceai. Perbandingan pasutri (pasangan suami istri) pun lebih sedikit dibandingkan orang yang melajang didasarkan pada perbedaan umur.

Dr. Halfbert, direktur sebuah rumah sakit di kota New York AS menunjukkan data bahwa pasien yang datamg ke rumah sakitnya mempunyai perbandingan empat lajang dan satu menikah. Jadi?

Kelima, Mendapat Hiasan terbaik.
Hidup di dunia akan terasa lebih hidup dengan pasangan (tentu pasangan yang sah) dan dunia ini begitu gersangnya tanpa ada ”teman” yang mendampingi. Karena itu pernikahan adalah sarana terbaik untuk mendapatkan hal itu. Dengan menikah seorang telah menggabungkan nikmat dan bahagia sekaligus. Lebih-lebih lagi jika seseorang memperoleh istri yang shalihah, maka ia telah memetik bunga kehidupan yang terindah. Rasul kita bersabda, ”Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalihah ” (HR. Muslim).

Keenam, Menampik Godaan Syaithan.
Salah satu senjata syaithan adalah menyalah gunakan ketertarikan fitrah laki-laki dan wanita. Syaithan mengerti betul bagaimana ketertarikan laki-laki pada wanita begitu juga sebaliknya. Maka perhatikanlah media yang banyak menyuguhkan sampul model perempuan bahkan untuk melariskan dagangan pun wanita pasti menjadi penghias. Jangankan wanita jalang yang lalu lalang di jalan, ”akhwat” pun bisa jadi dewi penggoda dengan bantuan syaitan. Hal tersebut bisa diredam dan diarahkan dalam saluran yang aman bernama menikah.

Rasulullah menggambarkan godaan syaithan kepada para lelaki dalam bentuk wanita, beliau bersabda, ”Wanita jika menghadap seakan-akan dalam bentuk syaithan. Begitu juga jika ia membelakangi. Andai di antara kamu tertarik denagnnya hendaklah ia bersandar pada istrinya dan menggaulinya. Sebab yang demikian itu lebih menentrmkan jiwanya ” (HR. Muslim).

Ketujuh
, Sarana Mendapat Pertolongan Allah
Pertolongn Allah adalah sesuatu yang sangat diidam-idamkan oleh setiap Muslim. Pertolongan adalah pertanda perhatian Allah pada kita. Siapa yang ingin punya peluang besar agar ditolong salah satu di antara dengan menikah. Dalam hadits disebutkan, ”Ada tiga golongan yang pasti ditolong Allah; yaitu budak yang ingin memerdekakan diri, orang yang menikah demi menjaga diri dari maksiat dan para mujahid fi sabilillah ”(HR. At-Tirmizi)

Ternyata menikah banyak sekali manfaatnya. Sebagai seorang muslim, dengan berbagai kekurangan dan kelemahan tidak pantas kita mengabaikan begitu saja manfaat tersebut. Mari tumbuhkan motivasi, ukir keberanian menyambut seruan Allah dan RasulNya untuk menikah.

Para shahabat yang kebanyakannya miskin harta namun kaya iman, begitu semangat untuk menikah demi mengikuti sunnah Rasulullah. Ibnu Mas’ud, salah satu di antara shahabat terkemuka Rsulullah pernah berkata, ”Sekali pun usiaku tinggal sepuluh hari, aku lebih suka menikah agar diriku tidak membujang tatkala bertemu Allah.”

Di tengah perkembangan media yang mengglobal diiringi gempuran budaya serba boleh maka tuntutan menikah sangat menguat. Jangan sampai rayuan dewi penggoda membuat kita terlena dalam kenikmatan sesaat. Karenanya pilihlah kenikmatan hakiki dengan menikah yang di dalamnya ada dua hal yang memanjangkan usia ”psikologos” kita; nikmat dan bahagia. Nah, janganki tunda-tundai

Disalin kembali dari
Nikmat Bahagia Jangan Ditunda, Majalah Nikah Vol. 5 No. 2, Mei 2006

3 komentar:

Anonymous said...

Kan dah Nadzar...........

Anonymous said...

Belum ah,...masih menunggu mas..

Chudex's said...

Semoga dipertemukan, ternyata menurut penelitian bahwa standar kebahagian manusia itu rata2nya sama.namun begitu mereka menikah barulah meningkat.

Post a Comment